
Oleh: Teppequality
Habislah hutan hijau nan perawan. Alam nusantara dibabat bukan oleh masyarakat sekitar pengumpul kayu untuk kebutuhan bahan bakar rumah tangga, melainkan oleh pengusaha besar, cukong internasional, yang dilindungi oleh sebagian orang berpangkat dan para penegak hukum.
Telah lama negeri ini dibohongi oleh beragam propaganda yang memojokkan masyarakat kampung sekitar hutan. Masyarakat sekitar hutan seringkali dikatakan sebagai kelompok yang menggunduli hutan. Di Kalimantan, kenyataan yang ada malah masyarakat yang tinggal di sekitar hutan hanya mengambil ranting-ranting kayu kering untuk kebutuhan masak-memasak (Kompas, 6/11/2007). Alhasil, propaganda ini berhasil melindungi para pengusaha dari luar Kalimantan yang bermukim di kota-kota besar di dunia yang datang membawa peralatan canggih dan merusak hutan yang hijau di Kalimantan. Dan para ahli pun berdebat, menuduh Indonesia sebagai penyumbang emisi no. 3 di dunia (Kompas, 11/11/2007).
Kelompok-kelompok lingkungan menekan Indonesia untuk melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar agar menjaga kelestarian hutan. Sangat sedikit investigasi yang akhirnya mengungkap bahwa hutan di Indonesia dirusak dengan sengaja oleh komunitas dunia. Para konsumen di Korea, Jepang, Malaysia, Cina, Uni Eropa, Amerikkka, dan lain-lain. Indonesia, seperti halnya Negara berkembang, adalah korban-korban Negara industri.
Negeri ini dianggap sebagai surga bahan baku dunia yang akan memuaskan para konsumen internasional dengan kebutuhan mereka yang kompleks. Indonesia kemudian diperah sedemikian rupa. Seluruh bahan bakunya diangkut menyeberangi lautan. Membuat para pengusaha menjadi kaya raya. Para pengusaha itu kemudian menghindari pembayaran pajak dan bekerjasama dengan para penegak hukum untuk membengkokkan implementasi hukum, yang akhirnya para pengusaha itu meninggalkan rakyat Indonesia dengan gumpalan debu, pencemaran, dan beragam bencana alam. Mereka meninggalkan rangkaian penderitaan dan tuduhan sebagai pembawa malapetaka dunia.
Siapa yang bersalah atau bertanggung jawab pada pemanasan global ini? Tak lain adalah para pengusaha multinasional dan internasional, di antaranya perusahaan kayu dan kelapa sawit, yang membabat ratusan bahkan mungkin ribuan hektar hutan. Bukan rakyat pinggiran hutan yang menggunakan satu atau dua hektar hutan untuk bertani.
Ini bukan berarti bangsa Indonesia bersih dari segala kesalahan dalam pemanasan global. Kontribusi kesalahan bangsa ini dalam pemanasan global adalah membiarkan para pengusaha internasional mengiming-imingi mereka dengan sejumlah uang sebagai jalan untuk memiliki seluruh potensi sumber daya hutan. Kesalahan bangsa ini, khususnya dipraktikkan oleh sebagian politisi, sebagian aparat pemerintahan, dan sebagian penegak hukum, dengan tujuan memperkaya diri sendiri tanpa mempertimbangkan konsekuensinya terhadap kehidupan rakyat Indonesia. Kesalahan bangsa ini adalah mereka sangat bangga jika telah membangun jaringan dengan para pelaku perdagangan Internasional tanpa menyadari bahwa mereka telah dijerat dengan peraturan yang tidak adil.
Mungkin saatnya kita intropeksi diri kita agar kita tidak terjebak dalam tuduhan sebagai penyebab pencemaran, dan kita dapat menghentikan penghancuran hutan yang berkelanjutan. Amin. []
Telah lama negeri ini dibohongi oleh beragam propaganda yang memojokkan masyarakat kampung sekitar hutan. Masyarakat sekitar hutan seringkali dikatakan sebagai kelompok yang menggunduli hutan. Di Kalimantan, kenyataan yang ada malah masyarakat yang tinggal di sekitar hutan hanya mengambil ranting-ranting kayu kering untuk kebutuhan masak-memasak (Kompas, 6/11/2007). Alhasil, propaganda ini berhasil melindungi para pengusaha dari luar Kalimantan yang bermukim di kota-kota besar di dunia yang datang membawa peralatan canggih dan merusak hutan yang hijau di Kalimantan. Dan para ahli pun berdebat, menuduh Indonesia sebagai penyumbang emisi no. 3 di dunia (Kompas, 11/11/2007).
Kelompok-kelompok lingkungan menekan Indonesia untuk melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar agar menjaga kelestarian hutan. Sangat sedikit investigasi yang akhirnya mengungkap bahwa hutan di Indonesia dirusak dengan sengaja oleh komunitas dunia. Para konsumen di Korea, Jepang, Malaysia, Cina, Uni Eropa, Amerikkka, dan lain-lain. Indonesia, seperti halnya Negara berkembang, adalah korban-korban Negara industri.
Negeri ini dianggap sebagai surga bahan baku dunia yang akan memuaskan para konsumen internasional dengan kebutuhan mereka yang kompleks. Indonesia kemudian diperah sedemikian rupa. Seluruh bahan bakunya diangkut menyeberangi lautan. Membuat para pengusaha menjadi kaya raya. Para pengusaha itu kemudian menghindari pembayaran pajak dan bekerjasama dengan para penegak hukum untuk membengkokkan implementasi hukum, yang akhirnya para pengusaha itu meninggalkan rakyat Indonesia dengan gumpalan debu, pencemaran, dan beragam bencana alam. Mereka meninggalkan rangkaian penderitaan dan tuduhan sebagai pembawa malapetaka dunia.
Siapa yang bersalah atau bertanggung jawab pada pemanasan global ini? Tak lain adalah para pengusaha multinasional dan internasional, di antaranya perusahaan kayu dan kelapa sawit, yang membabat ratusan bahkan mungkin ribuan hektar hutan. Bukan rakyat pinggiran hutan yang menggunakan satu atau dua hektar hutan untuk bertani.
Ini bukan berarti bangsa Indonesia bersih dari segala kesalahan dalam pemanasan global. Kontribusi kesalahan bangsa ini dalam pemanasan global adalah membiarkan para pengusaha internasional mengiming-imingi mereka dengan sejumlah uang sebagai jalan untuk memiliki seluruh potensi sumber daya hutan. Kesalahan bangsa ini, khususnya dipraktikkan oleh sebagian politisi, sebagian aparat pemerintahan, dan sebagian penegak hukum, dengan tujuan memperkaya diri sendiri tanpa mempertimbangkan konsekuensinya terhadap kehidupan rakyat Indonesia. Kesalahan bangsa ini adalah mereka sangat bangga jika telah membangun jaringan dengan para pelaku perdagangan Internasional tanpa menyadari bahwa mereka telah dijerat dengan peraturan yang tidak adil.
Mungkin saatnya kita intropeksi diri kita agar kita tidak terjebak dalam tuduhan sebagai penyebab pencemaran, dan kita dapat menghentikan penghancuran hutan yang berkelanjutan. Amin. []
4 komentar:
Mantapz! Bumi semakin hari semakin rusak oleh orang-orang yang semakin hari semakin rusak. Binasa sajalah!
apaan sih...???
maksud akiu apaan sih anonim...??
pemanasan global??asoy..jemuran gw cepet kering.^_^
Posting Komentar