Perahu Kertas berkisah tentang sepasang manusia yang terjebak dalam sebuah pilihan yang lumayan klise: ingin meraih mimpi atau menyerah terhadap kenyataan. Ingin meraih mimpi artinya harus siap menerima konsekuensi dan harus siap “babak-belur”. Menyerah terhadap kenyataan artinya harus berani untuk berkhianat terhadap diri sendiri. Sebuah pergulatan yang sering sekali dialami oleh sebagian besar manusia. (termasuk saya. Haha!)
Tokoh utama dalam novel ini adalah Keenan dan Kugy. Keenan ingin menjadi seorang pelukis. Kugy ingin menjadi seorang juru dongeng. Mereka bertemu dan merasa memiliki kesamaan, untuk kemudian mereka saling jatuh cinta secara diam-diam.
Bisa dibilang, Perahu Kertas sangat filmis sekali. Membaca setiap babnya, saya seperti disodori potongan-potongan gambar yang sangat jelas. Saya seperti sedang menonton film saja. Tentu saja di sini saya katakan, bahwa Dee telah berhasil bermain-main dengan deskripsi. Dan, konon, Perahu Kertas memang akan difilmkan.
Namun, tidak seperti karya-karya Dee sebelumnya, Perahu Kertas bisa dibilang sangat pop sekali. (memangnya kenapa dengan budaya pop? Hehehe.) Saya tidak menemukan aforisma-aforisma yang bertenaga seperti cerita-cerita yang terdapat di dalam Filosofi Kopi. Saya juga tidak menemukan ide-ide cerita yang segar seperti ketika saya membaca Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh. Menurut saya, Perahu Kertas adalah karya Dee yang “kurang dalam”, dan saya merasa tidak mendapatkan apa-apa selain hiburan semata.
Saya juga merasa Perahu Kertas ini sangat kaku sekali. Maksudnya, saya tidak merasa bebas ketika membacanya. Terlihat sekali kalau Dee terlalu setia kepada plot. Nanti di bab ke sekian tokoh ini harus begini, di bab setelah itu sang tokoh akan melakukan hal seperti ini, dan seterusnya sampai kemudian tamat. Sepertinya memang benar apa yang telah dikatakan oleh Stephen King dalam bukunya yang berjudul Stephen King On Writing, bahwa plot bisa membuat cerita menjadi kaku.
Tapi, dibandingkan dengan Dee, tetap saja saya tidak ada apa-apanya. Hehehe. (Tukangtidur)
0 komentar:
Posting Komentar